Senin, 19 Februari 2018

Cerita Hilangnya Keperawanan ABG Saat Meranjak Dewasa.


Cerita Seks Dewasa - Perkenalkan nama saya Jhoni (samaran). Saya seorang mahasiswa di  suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung.  Kisah hilang nya perawan dari salah satu gadis yang ku taksir saat menjelang ujian akhir semester, saya diajak  oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima  saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku,  aku memang sudah ingin jadi pacarnya.

Cerita Hilangnya Keperawanan ABG Saat Meranjak Dewasa.


Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping  terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia  keturunan Cina. Angel namanya. Begitu Angel mengajakku,  tentu saja kujawab, "Mau.." "Jam berapa?" tanyaku. "Jam  3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak  selesai belajarnya", jawabnya. Wah, kesempatan nih,  pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan  pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari  nafkah di luar pulau Jawa.

Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena  kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan  buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena  takut terlambat. Sesampainya di rumah Angel, aku  langsung memencet bel yang ada di gerbang depan  rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup  nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya  sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada  pergi, jawabku dalam hati.

Tak lama setelah itu, Angel keluar membukakan pintu. Aku  cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini  dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek  ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan  aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya  benar-benar sepi. "Langsung saja kita ke ruang tengah,  yuk!" ajaknya.

Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di  karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain  ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai  rak majalah di bawahnya.

"Tunggu yah, aku mau mandi dulu", katanya, "Habis  keringatan abis senam nih!" Ternyata aku baru tahu kalau  badannya bagus karena ia sering senam. "Kamu mulai aja  dulu, nanti terangin ke aku yah", katanya. "Kalo mau  minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang  sakit, dia lagi tiduran di kamarnya."

Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya  aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah  meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai  dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa  jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan  sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan  otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang  itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu,  ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar  tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain  handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau  dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya  untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi,  karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya  menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada  saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.

"Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang  aneh-aneh." "Ini mah nggak aneh atuh", kataku, "Aku juga punya, dan  badanku juga kayak gini loh!" bisikku sambil menunjuk ke  salah satu model cowok di majalah tersebut. Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak  heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus  dibanding kegantenganku. "Ah, masa?" katanya, "Gua nggak percaya ah." "Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?" tanyaku. "Mana ada yang tahan sih?" balasnya. "Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet  liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan,  kenapa saya lama mandinya?" jawabnya sambil tersenyum  mesum. "Ihh, kamu ini!" balasku, "Ternyata suka juga ya sama  yang gituan." "Iya dong, tapi, Jhoni katanya kalo maen langsung lebih  enak ya dibanding masturbasi?" tanyanya. Saya sempat  kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.


"Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu,  buktiin dong." Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat  grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum. "Iya sih katanya, tapi khan..." Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku. "Jhoni, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng  banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu", bisiknya  sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa  menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang  aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu,  dia benar-benar ahli.

Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku  dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya,  kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia  mendesah, "Akh... enak sekali!" Kuteruskan aksiku sampai  ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok.  Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti.  "Wah, kok berhenti?" aku bertanya dalam hatiku. Langsung  saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul  menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. "Lalu  mengapa kamu nggak bilang ama aku?" tanyanya. "Karena  aku takut kalau perasaan kita berbeda", jawabku. Dia  sempat terdiam sejenak.

Langsung timbul pikiran kotorku. "Udah tanggung nih",  pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah  bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju  mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia  menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat  dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan  tak lama kemudian, dia mendesah, "Aakh..." saat kupegang  liang kewanitaannya yang mulai basah.

Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar  sakit rasanya. "Sayang, boleh kan kalau aku menjilati  lubang keramatmu?" Dia mengangguk tanda setuju. Langsung  saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah  klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku  merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah  panjang, "Aakhhh... aku mau keluar Jhoni..." Terlihat  cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat  merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

"Jhoni, maen beneran yuk?" ajaknya. "Wah, gila juga nih cewek", pikirku. Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main,  langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan  celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan  kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai  kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu.  Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih  keras. Dia menjerit kesakitan, "Stop Jhoni, sakit tau."  Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang  kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku  menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan  badanku ke depan dan ke belakang.

Angel mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi. "Tuh enak kan", kataku. "Iyah", jawabnya, "Bener! enak sekali.. lebih cepet dong  Jhoni." Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, "Ah.. ah..  ah.." karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya. Tak lama kemudian, "Jhoni.. aku mau keluar lagi." "Sama", balasku. "Sedikit lagi, Jhoni... Aakkhhh... enak sekali Jhoni",  bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan  seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang  kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu.  Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan  darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih  perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

Angel bangun dan dia kaget saat melihat batang  kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter  3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah  mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku  berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di  kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian  batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya  aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku  dan, "Creeet.. creeet.. creet.." spermaku keluar, dia  hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. "Hmmm.. enak  sekali Jhoni", terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang  tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata  sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi  bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku  disuruhnya menginap, karena malammya kita mau  mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan  saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam  ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu  rumah Angel, karena sudah pasti tidak boleh.

Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita  tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah  sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan  senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami  mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya  lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju.  Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita.  Lalu di bicara, "Jhoni, kita ke kamarku yuk, biar lebih  asyik." Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita  lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian  kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata.  Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang  kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah  enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang  senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau  keluar.


"Akkhhh..." kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan  spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Angel belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia  langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan  batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. "Ahhhh.. "  desahnya, "Gini lebih enak Jhoni.."

Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang  begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai  spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti  sebelumnya. "Jhoni dikit lagi juga aku keluar", bisiknya  tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas  badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku  terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga  terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi  di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian  karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas  mengambilnya karena sudah capek.

Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama,  sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu  kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya  berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang  menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma  rahasia kita berdua.

Demikian Cerita Hilangnya Keperawanan ABG Saat Meranjak Dewasa. yang menjadi judul dari cerita yang sudah kamu baca diatas. Semoga artikel yang admin bagikan untuk kamu dapat memberikan kesan kepuasan dalam diri anda. Terima kasih

Cerita Dewasa, Cerita Seks, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks Dewasa 2018, Cerita Sedarah, Cerita Tante Girang, Cerita Janda, Cerita Selingkuh, Cerita Perawan, Cerita Seks Abg, Cerita Mesum, Cerita Hot

 Agen QQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar